Selasa, 28 Februari 2012

Kabupaten Bantaeng Siap Jadi Pemasok Bibit Padi


Bantaeng,
Kabupaten Bantaeng bila diberi kepercayaan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, kini siap menjadi pemasok bibit tanaman padi.
     
Hingga kini, daerah berjarak 120 kilometer arah selatan Kota Makassar ini sudah menyiapkan 20 varietas unggulan. "Kita bahkan bisa memproduksi bibit yang dapat disesuaikan  kondisi iklim dan struktur tanah setiap daerah," kata Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrembang) tingkat Kabupaten, kemarin.
     
Musrembang yang dihadiri Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Sulsel Ir Arifin, mantan Ketua DPRD Bantaeng yang juga anggota DPRD Sulsel Sugiarti Mangunkarim, Ketua DPRD Bantaeng Novrita Langgara, para pimpinan dewan lainnya, dan unsur Muspida, kali  ini dilakukan di gedung DPRD Kabupaten Bantaeng.

Menurut Bupati, sektor pertanian daerah kini menyiapkan varietas unggulan setelah bibit gratis yang diberikan pemerintah kepada petani dihentikan.
     
"Kita sudah mengganti bibit tidak berkualitas tersebut dengan bibit unggul yang kini kita kembangkan sendiri. Varietas terbaru yang kini dikembangkan adalah Inpari-6 yang memiliki rasa lebih baik dibanding beras lainnya," ujarnya.
     
Sebelumnya, Bantaeng telah mengembangkan beras Basmati yang bibitnya didatangkan dari India. Jenis beras tersebut dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pasar Timur Tengah.
     
Demikian pula dengan pengembangan bibit Taiken Japonica dari Jepang yang dimaksudkan untuk memenuhi pasar beras di negara Matahari Terbit tersebut.
     
"Karena itu, bila kita diberi kesempatan menjadi pemasok kebutuhan bibit di Sulsel, kita sudah siap, termasuk kebutuhan beras hibrida," ucapnya.
     
Menurut Bupati, penyediaan berbagai varietas sangat diperlukan agar petani tidak dirugikan. "Jangan sampai petani pesisir diberi bibit untuk areal pegunungan. Demikian pula sebaliknya. Kan merugikan," katanya lagi seraya mengemukakan ancaman perubahan iklim yang mengkhawatirkan terjadinya kelangkaan pangan.
     
Ancaman perubahan iklim tersebut harus bisa dijawab dengan penyediaan bibit yang sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. "Kita belum bisa memastikan, apakah tahun depan, curah hujan masih tetap tinggi atau terjadi sebaliknya akan terjadi kemarau panjang. Karena itulah, kita harus bisa menghadirkan bibit yang sesuai dengan kondisi perkembangan alam tersebut," ujarnya.
     
Salah satu bibit unggulan yang sedang dipersiapkan untuk menjawab tantangan alam adalah dengan padi gogo. Varietas ini dinilai mampu menjawab wilayah pertanian marginal (sering kekurangan air).
     
Hebatnya lagi, varietas ini dapat dilakukan secara tumpang sari dengan tanaman lainnya. Karena itulah, ia berharap kepada semua pihak agar memberi perhatian penting terhadap pengembangan berbagai varietas tersebut untuk memantapkan daerah berjuluk Butta Toa ini menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar