Selasa, 28 Februari 2012

Bulir Padi Berkapur


Bulir Padi Masak
Bulir-bulir padi yang menguning di sawah menjelang panen membuat hati tenang dan tampak jelas keuntungan dari hasil panen tersebut.  Tetapi dibalik itu bisa terjadi kekecewaan, akibat perubahan iklim yang cepat berubah mengakibatkan kadar kapur didalam bulir padi meningkat sehingga pada penggilingan dan penyosohan beras menjadi rapuh dan rawan pecah atau remuk.  Bagian yang bisa dikonsumsi jadi berkurang dan nilai pasarpun akan jatuh sekitar 25%.
Kasus pengkapuran padi tersebut terjadi dalam kondisi suhu udara tinggi selama atau pada tahap pertumbuhan bulir padi sedang dalam proses pengisian.  Hingga sekarang, belum ada cara pembiakan yang bisa mengatasi perkapuran dalam bulir padi.
Untuk mencegah gejala demikian, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) telah mendanai suatu proyek penelitian yang dipimpin oleh DR. Melissa Fitzgerald.  Dilaporkan pula proyek ini telah berhasil melakukan terobosan menghasilkan benih padi varietas baru yang tahan terhadap perubahan iklim dan tetap menghasilkan padi penuh.
Penelitian yang sudah berlangsung 5 tahun telah berhasil mengindentifikasi lokasi DNA yang mendorong proses pengkapuran pada bulir padi.   Penemuan ini memberi keyakinan bagi tim peneliti  bahwa mereka akan bisa menemukan penanda molekuler yang bisa membantu seleksi pembiakan padi yang khusus menghindari pengkapuran dalam pembiakan padi.
Menurutnya, pengkapuran merupakan ancaman nyata dampak dari perubahan iklim yang ekstrim saat ini dan berpotensi menghancurkan hasil panen.  Ia memperkirakan upaya mengurangi pengkapuran akan bisa menambah bagian beras yang bisa dimakan sebesar 7% per hektar, sehingga cukup berarti bagi ketahanan pangan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar