Bulir Padi Masak
Bulir-bulir padi yang menguning di
sawah menjelang panen membuat hati tenang dan tampak jelas keuntungan dari
hasil panen tersebut. Tetapi dibalik itu bisa terjadi kekecewaan, akibat
perubahan iklim yang cepat berubah mengakibatkan kadar kapur didalam bulir padi
meningkat sehingga pada penggilingan dan penyosohan beras menjadi rapuh dan
rawan pecah atau remuk. Bagian yang bisa dikonsumsi jadi berkurang dan
nilai pasarpun akan jatuh sekitar 25%.
Kasus pengkapuran padi tersebut
terjadi dalam kondisi suhu udara tinggi selama atau pada tahap pertumbuhan
bulir padi sedang dalam proses pengisian. Hingga sekarang, belum ada cara
pembiakan yang bisa mengatasi perkapuran dalam bulir padi.
Untuk mencegah gejala demikian,
Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) telah mendanai suatu
proyek penelitian yang dipimpin oleh DR. Melissa Fitzgerald. Dilaporkan
pula proyek ini telah berhasil melakukan terobosan menghasilkan benih padi
varietas baru yang tahan terhadap perubahan iklim dan tetap menghasilkan padi
penuh.
Penelitian yang sudah berlangsung 5
tahun telah berhasil mengindentifikasi lokasi DNA yang mendorong proses
pengkapuran pada bulir padi. Penemuan ini memberi keyakinan bagi
tim peneliti bahwa mereka akan bisa menemukan penanda molekuler yang bisa
membantu seleksi pembiakan padi yang khusus menghindari pengkapuran dalam
pembiakan padi.
Menurutnya, pengkapuran merupakan
ancaman nyata dampak dari perubahan iklim yang ekstrim saat ini dan berpotensi
menghancurkan hasil panen. Ia memperkirakan upaya mengurangi pengkapuran
akan bisa menambah bagian beras yang bisa dimakan sebesar 7% per hektar,
sehingga cukup berarti bagi ketahanan pangan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar