1. INFORMASI UMUM
Mesin pemanen reaper dipakai untuk
memanen tanaman biji-bijian seperti : Padi, Gandum, Sorgum dan
sebagainya. Prinsip kerjanya mirip dengan cara kerja orang panen
menggunakan sabit. Mesin ini sewaktu bergerak maju akan menerjang dan memotong
tegakan tanaman dan menjatuhkan atau merobohkan tanaman tersebut kearah samping
(mesin REAPER) dan ada pula yang mengikat tanaman yang terpotong menjadi
seperti berbentuk sapu lidi ukuran besar (mesin REAPER BINDER). Hasil panen
yang direbahkan menggunakan mesin reaper ini selanjutnya akan dirontok
menggunakan perkakas atau mesin tertentu (misalnya thresher). Karena ada banyak
jenis dan tipe mesin reaper yang beredar dipasaran dan masing-masing mempunyai
keunggulan dan kelebihan, maka setiap produsen atau pabrikan mesin reaper selalu
menyertakan buku tentang : (1) petunjuk operasional; (2) leaflet atau
booklet; (3) daftar suku cadang dan atau alamat agen purna jual; serta
informasi-informasi lain yang berkaitan dengan mesin tersebut.
Buku petunjuk Operasional ini
disusun untuk memberikan informasi dasar (prinsip) tentang : pengoperasian,
pemeliharaan dan perawatan yang umum dijumpai pada mesin pemanen reaper.
2.
MESIN REAPER
2.1. Jenis
dan Tipe Mesin Reaper
Tipe ukuran mesin reaper ditentukan
dari lebar kerjanya. Tipe dengan lebar kerja satu meter biasanya mempunyai 3
alur (row). Terdapat 3 jenis tipe mesin reaper yaitu : (a) reaper 3 row; (b)
reaper 4 row; dan (c) reaper 5 row. Didasarkan kepada jenis transmisi traktor
penggeraknya terdapat dua jenis yaitu:
a. Sistem
copot-gandeng (hitching)
b.
Sistem gerak mandiri (self propeler)
a. Sistem copot-gandeng
(hitching)
Bagian keseluruhan mesin reaper
dapat dicopot dan digandengkan terhadap transmisi penggeraknya. Transmisi
penggeraknya berupa box transmisi traktor tangan lengkap dengan enjin-nya.
Traktor tangan ini mempunyai fungsi ganda yaitu dapat dipakai sebagai traktor
pengolah tanah dan dapat dipakai sebagai penggerak mesin reaper. Pada tipe ini
gerak pisau reaper terhubung langsung ke puli poros transmisi. Dengan demikian
setiap kali kopling penegang sabuk diaktifkan akan memberikan reaksi gerak maju
roda dan sekaligus gerak pisau pemotong. Gerakan pisau dapat
di-non-aktifkan dengan melepas sabuk puli penghubung ke pisau, hal ini
dilakukan saat mesin reaper dibawa kelapangan (transpormasi). Saat akan
beroperasi, sabuk puli penghubung ke pisau dipasang kembali. Jenis reaper
seperti ini tidak mempunyai fasilitasi gerakan mundur.
b. Sistem gera mandiri (self
propeler)
Keseluruhan mesin reaper merupakan
suatu unit kesatuan utuh terhadap box transmisi traktor penggeraknya (tidak
dapat dipisah-pisahkan) dan memang dirancang khusus sebagai mesin reaper. Pada
umumnya jenis reaper seperti ini komponen transmision box dilengkapi dengan
fasilitasi gerakan mundur. Terdapat dua buah handel tuas kopling kanan dan kiri
di stang kemudinya. Handel tuas kopling sebelah kanan dipakai untuk mengontrol
gerak roda. Handel tuas kopling sebelah kiri dipakai untuk mengotrol gerak
pisau reaper.
2.2. Bagian Komponen Mesin Reaper
A. Bagian komponen reaper
sistem copot gandeng
1. Rangka
reaper
10. Puli reaper
2. Plat
pelempar
11. Puli penegang sabuk
3. Rakitan pisau
pemotong
12. Puli sabuk
4. Roda bintang
13. Sabuk pembawa
5. Pengumpul
tanaman
14. Plat depan
6. Pegas
sapit
15. Penggandeng
7. Poros dan
eksentris
16. Puli penegang
8. Rantai
penggerak
17. V belt
9. Poros puli
reaper
18. Puli traktor
B. Bagian komponen reaper sistem
gerak mandiri (self propeler)
1. Stang
kemudi
9. Tangkai bahan bakar
2. Tombol
On/off
10.Tuas vresneling(gigi transmisi)
3. Tali starter
enjim
11. Tuas gas kecepatan enjin
4. Starter
enjim
12. Handel kopling roda (kanan)
5. Roda ban
karet
13. Handel kopling pisau (kiri)
6. Pengumpul
tanaman
14. Saringan udara enjin
7. Marker
pemandu
15. Knalpot gas buang
8. Dinding vertikal pelindung
rantai 16. Rumah transmisi rantai
2.3. Fungsi Komponen dan Cara
Penyetelan Mesin Reaper
A.
Reaper sistem copot gandeng (hitching)
- Reaper jenis ini menggunakan enjin bensin 3 HP
- Pasang atau pindahkan enjin diposisi belakang traktor
- Pasang rangka reaper dengan cara ujung pegandeng
digabung menjepit bodi traktor
- Pasang unit reaper ke kerangka reaper tinggi pemotongan
dapat distel. Posisi rendah (tinggi pemotongan 7 – 25 cm), posisi tinggi
(tinggi pemotongan 13 – 31 cm)
- Cara menambah ketinggian pemotongan :
-
Kendorkan baut teleskopis ”A”, tekan kebawah skid sampai poros teleskopis ”B”
bergerak naik keatas, kencangkan kembali baut teleskopis ”A”.
-
Cara mengurangi ketinggian pemotongan, sama dengan cara diatas, akan tetapi
poros teleskopis ”B” diturunkan kebawah
- Atur kemiringan skid untuk mencegah terjadinya
penggerusan lumpur. Tarik pegas penyetel skid, miringkan skid ke atas atau
kebawah sesuai yang diinginkan
- Reaper digerakkan melalui pembalikan arah mendatar
gerak vertikal puli traktor ke puli reaper melalui sabuk puli. Idel puli
penegang menekan sabuk puli melalui pengaturan minimum. Tegangan sabuk
diatur melalui mur ”A”
- Pegas sapit atas dan bawah menangkap padi yang
terpotong pada posisi vertikal. Atur pegas sapit ini 15 – 20 mm terhadap
plat depan
- Jarak regangan pegas sapit yang terletak diujung paling
kanan terhadap plat pelempar harus diatur lebih kurang 50 mm tergantung
kerapatan padi yang terpotong. Pada bagian ini pegas sapit bawah tidak
diperlukan
- periksa tegangan rantai penggerak (roller chain). Atur
roda puli penegangnya sedemikian rupa sehingga regang getaran rantai 20
mm.
- Agar sabuk pembawa (bahan kanvas) tahan lama dan
bekerja dengan baik jarak tegangan pegas puli sabuk pembawa 21 -22 mm
- Atur tinggi rendahnya handel stang kemudi traktor
sesuai dengan kenyamanan operator, dengan cara mengendorkan baut ”A”,
panjang handel stang diatur dengan mengendorkan baut ”B” dan baut ”C”
dipakai untuk mengatur tegangan tuas kopling (pegas tertekan ¾ bagian saat
tuas kopling ditekan)
- Sebelum mengoperasikan mesin reaper, operator harus
sudah mengenal tiap – tiap bagian sistem kontrol kemudi.
- Bagian komponen reapel yang perlu dilumasi
- Periksa batang pisau lurus atau tidak dan kencangkan
baut-bautnya. Periksa jarak antara pisau dengan Ledger. Semua pisau pada
dudukan rakitan pisau harus lurus dan rata.
- Penjepit pisau ”A” berjarak 0,5 mm dengan ledgernya
atur dengan cara membengkokkan penjepit tersebut
B. Reaper sistem gerak mandiri
(self propeler)
- Penyetelan kopling.
Atur baut penyetel di kabel kopling,
gerak regangannya antara 0,5 sampai 1,5 mm
- Penyetelan tingginya roda.
Kendorkan kedua buah mur pada roda,
gerakkan roda, kencangkan kembali baut. Kedudukan pisau pemotong harus dijaga
tetap horisontal
- Penyetelan tingginya handel stang kemudi.
Kendorkan baut dan cabut kedua baut,
atur posisi lobang, pasang kembali baut. Kencangkan baut dan setelah tinggi
handel tinggi stang sesuai
- Penyetelan rantai pembawa.
Rantai pembawa dapat diatur secara
otomatis. Bilamana kendor diatur melaui baut penyetel. Jarak antara baut
penyetel dengan lengan penegang = 0,5 s/d 1 mm. Satu mata rantai harus dicopot
apabila sangat terlalu kendor
- Penyetelan tegangan rantai pembawa.
Defleksi tegangan harus 5 s/d 10 mm
saat rantai ditekan. Kendorkan mur lengan penegang dan mur pengubci di gigi
sproket. Atur hingga gigi sproket dapat berputar saat tegangannya
terpenuhi
- Penyetelan pegas sapit.
Jarak antara pegas sapit dengan plat
pelempar harus B = 30 s/d 35 mm. Penyetelan harus diulangi apabila laju gerakan
batang padi kurang tegak atau terlempar jatuh tidak sempurna
- Penyetelan jarak antara pisau dengan penjepit.
Saat keadaan mesin beroperasi normal
jarak antara pisau dengan penjepit di stel secara layak. Bila jarak antara
terlalu besar, kinerja pisau tumpul dan akan terjadi penyumbatan. Bila jarak
antara terlalu kecil, pisau akan cepat aus,. Jarak antara harus = 0,05 hingga
0,3 mm untuk kondisi normal. Perpak pengganjal harus ditambahkan atau dikurangi
untuk memperoleh jarak antara yang sesuai
- Mengganti pin pengaman
Reaper jenis ini dilengkapi dengan
pin pengaman. Pin pengaman ini akan mencegah bahan material asing yang ikut
terpotong atau apabila terjadi beban abnormal. Pin pengaman berada di penggerak
pisau. Saat mengganti pin cabut pin yang sudah rusak dan ganti dengan yang
baru, ditempatkan di tengah-tengah antara poros dan lobang dan pasang pegas
penguncinya. PERHATIAN : Pin pengaman terbuat dari bahan khusus. Tidak
ada yang dapat meniru.
Opetaror harus sudah mengenal sistem
kendali traktor sebelum mengoperasikan mesin reaper
II.4. Spesifikasi Mesin Reaper
|
SPESIFIKASI
|
REAPER
3 ROW
|
REAPER
4 ROW
|
REAPER
5 ROW
|
1
|
Tenaga penggerak (HP)
|
3
|
6
|
7
|
2
|
Panjang (mm)
|
2180
|
2390
|
2410
|
3
|
Lebar (mm)
|
1170
|
1470
|
1750
|
4
|
Tinggi (mm)
|
900
|
900
|
900
|
5
|
Lebar kerja (meter)
|
1
|
1.2
|
1.5
|
6
|
Bobot Unit Reaper (kg)
|
40
|
47
|
62
|
7
|
Bobot keseluruhan (kg)
|
95
|
116
|
138
|
8
|
Kecepatan maju (km perjam)
|
2.5 -4.5
|
2.5-4.5
|
2.5 – 4.5
|
9
|
Kapasitas kerja (ha per jam)
|
0.20-0.25
|
0.25 – 0.35
|
0.40 – 0.5
|
10
|
Susut tercecer (%)
|
Kurang 1 %
|
Kurang 1 %
|
Kurang 1 %
|
11
|
Kecepatan pisau (x kecepatan
maju)
|
1.3 kali
|
1.3 KALI
|
1.3 kali
|
12
|
Pemakaian Bahan Bakar (liter/jam)
|
1
|
1.3
|
1.5
|
3. PETUNJUK OPERASIONAL
3.1. Petunjuk Keselamatan kerja
1.
Jalankan mesin hanya bila operator benar-benar telah memahami cara
pengoperasiannya.
2.
Sebelum menjalankan mesin, yakinkan bahwa lingkungan sekitar mesin aman.
3.
Jaga bagian tubuh (tangan, lengan, rambut dan kaki) dari sentuhan komponen
mesin yang berputar. Kenakan pakaian yang tidak longgar supaya tidak tersangkut
bagian mesin yang berputar, dan rambut yang panjang sebaikknya siikat supaya
tidak terjepit olah bagian mesin yang berputar.
4.
Jangan bekerja dengan mesin pada kondisi yang buruk (mur, baut kendor,
dll).
5.
Tangki bahan bakar diisi secukupnya, jangan sampai melimpah, dan jangan mengisi
bahan bakarn sewaktu dalam keadaan (mesin/enjin hidup, memakai lentera, merokok
dsb).
6.
Sediakan selalu kotak perlengkapan PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).
3.2.
Persiapan Sebelum Kerja
A.
Disebabkan hasil potongan padi harus rebah di lahan, sangat tidak dianjurkan
mesin reaper ini dioperasikan di lahan dengan kondisi buruk (tergenang, berlumpur,
becek, dsb)
B.
Mesin reaper dibawa kelapangan dengan cara : (a). Sijalankan menggunakan roda
ban karet, atau (b). Diangkut menggunakan gerobak atau truk. Sebaiknya mesin
reaper ini beroperasi bersama-sama dengan mesin perontok, untuk
menghindari menumpuknya hasil reaper dilapangan.
C.
Perlengkapan berupa jembatan sementara dari kayu sangat diperlukan apabila
mesin reaper saat munuju ke lapangan harus melewati parit, selokan atau
lahan-lahan yang cukup curam.
D.
Jangan mengoperasikan mesin reaper ini apabila diperkirakan cuaca akan
buruk (mendung, akan datang hujan), hasil padi yang rebah akan rusak apabila
tertimpa hujan.
3.3.
Mempersiapkan lahan yang akan dipanen
1.
Lahan harus dipersiapkan agar effisensi kerja optimum dapat dicapai. Rumpun
padi di setiap sudut pojok lahan yang akan sipanen, dipotong terlebih
dahulu menggunakan sabit. Hal ini untuk memungkinkan mesin reaper bebelok tegak
lurus 900. Pemotongan tersebut sebaiknya berukuran 3×3 meter.
Pemotongan menggunakan ssabit dapat dilakukan untuk dua sudut pojok atau empat
sudut pojok, tergantung lepada usuran lahan yang akan dipanen. Kedua cara
tersebut mempunyai kelemahan dan kelebihan tergantung dari kebiasaan dan kreasi
operador untuk effisiensi kerjanya.
2.
Pekerjaanpanen dimulai dari tempat di lahan yang rumpun padinya elah
dipotong mengunakan sabit atau empat-tempat yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Persiapan alat bantu berupa jempatan darurat bila kondisi
lahan cukup curam.
3.
Arah gerakan panen BERLAWANAN dengan arah jarum jam, karena hasil
potongan padi akan direbahkan oleh reaper kearah ssamping kanan. Hal ini
sebagai pedoman akan awal arah bergeraknya mesin terutama untuk lahan yang
kondisi padinya banyak yang rebah.
4.
Mesin reaper mampu memotong padi yang sedikit rebah asalkan rebahnya tidak
melebihi 450. Untuk panen dengan kondisi seperti ini reaper
dioperasikan dengan gerak laja yang perlan (effisiensi 500 %) dan
menetang arah rebahnya padi. Akan ditunda atau didahulukannya panen padi yang
rebah sangat tergantung keahlian operator. Untuk operator pemula,
sebaikknya mendahulukannya panen padi yang tegak dan menunda panen padi
yang rebah untuk dilakukan yang terakhir kali.
5.
Bila tinggi pematang (galengan pembatas petak lahan) lebih dari 20 cm, rumpun
padi disepanjang pematang tersebut harus dipotong menggunakan sabit selebar 30
cm dari pematang, untuk tempat rebahan potongan padi oleh reaper dan menjaga
hempasan oleh sabuk pembawa dan terjadi sumbatan di pintu pelempar batang padi.
Apabila kurang dari 20 cm, langkah tersebut tidak diperlukan.
6.
Perlu tidaknya mengganti roda ban karet dengan roda besi, tergantung kepada
kondisi lahan (berlumpur atau tidak). Baca buku petunjuk teknis (yang
disertakan saat membeli mesin reaper tersebut tsb). Terdapat jenis reaper yang
mengharuskan untuk mengganti dengan roda besi apabila mesin akan digunakan
untuk panen.
3.4. Cara Kerja
1.
Untuk menghidupkan enjin, geser tuas gas (throtle) 1/3 atau ¼ dari kecepatan
maksimum. Perhatikan posisi setiap kopling di handel stang dan/atau tuas
vresneling, semuanya harus pada posisi netral.
2.
Setelah semuanya siap, star enjin/motor, biarkan sebentar tanpa muatan. Telisi
dan dengarkan tanda-tanda dan bunyi dari bagian yang tidak berfungsi dengan
baik saat bekerja. Periksalah posisi unit keseluruhan mesin, jangan sampai
bergetar atau ada bagian yang lepas. Bila terasa ada kelainan, matikan enjin
dan betulkan terlebih dahulu.
3.
Enjin dapat dimatikan dengan memutar tombol “ON/OFF” keposisi OFF atau dengan
menghubungkan busi dengan masa (atau untuk enjin diesel dengan cara mengecilkan
tuas gas dan menarik tuas dekompresi). Jangan mematikan enjin secara mendadak,
biarkan terlebih dahulu enjin hidup beberapa saat tanpa beban untuk menghindari
pendinginan secara mendadak.
4.
Beberapa jenis enjin memerlukan pemanasan beberapa saat dengan beban ringan
sebelum dioperasikan dengan beban penuh. Hal ini untuk meningkatkan tenaga dan
mur pakai enjin. Demikian pula sebaliknya untuk saat mematikan enjin.
5.
(A) Untuk reaper tipe “hitching”. Setelah enjin hidup, tekan tuas kopling
perlahan-lahan keatas dan kedepan sampai mesin mulai bergerak maju. Dengan
demikian reaper siap untuk dioperasikan dan mekanisme pemotongan padi mulai
bekerja.
(B). Untuk reaper tipe “self
propeler” Tekan kedua handel kopling (kiri dan kanan) dan pasang penguncinya.
Posisikan gigi vres neling ke “N” (netral). Hidupkan enjin. Terdapat tida macam
kondisi :
(1). Kondisi gerak maju/pemotongan :
Posisi gigi vresneling “F” (maju), Tuas gas kecepatan maju pada posisi separoh,
kopling putaran roda dilepas, Kopling putaran pisau dilepas.
(2). Kondisi gerak pisau
terpisah : Posisi gigi vresneling “N” (netral), Tuas gas kecepatan maju pada
posisi idel, Kopling putaran roda dilepas, Kopling putaran pisau dilepas.
(3). Kondisi gerak mundur :
Posisi gigi vresneling “R” (mundur), Tuas gas kecepatan maju pada posisi
rendah, Kopling putaran roda dilepas, Kopling putaran pisau ditahan.
6.
Pada saat bergerak maju, mesin reaper akan memotong sederetan alur (row)
tanaman padi didepannya. Arahkan ujung mesin reaper ini sehingga alur (row)
tanaman padi dapat lurus masuk ke alur (row) mesin reaper. Jaga agar pisau
potong dapat memotong tegakan tanaman secara mendatar dan merata melalui
pengendalian handel stang kemudi.
7.
Untuk lahan yang berbentuk segi empat, dianjurkan bekerja secara berputas
berlawanan arah jarum jam. Sedang untuk lahan berbentuk empat persegi panjang
perlu disediakan “head land” yaitu tempat dimana padi telahj dipotong
menggunakan sabit di kedua ujung sisi terpendek-nya, selebar 1,5 kali panjang
keseluruhan mesin reaper.
8.
Tinggi potongan pada kondisi normal berkisar antara 8 cm hingga 12 cm. Bila
pemotongan terlalu tinggi atau terlalu pendek, akan mempersulit gerak plat
pembawa sehingga proses pelemparan batang padi yang bergerak kesamping kanan
akan tidak sempurna dan banyak butir padi yang rontok tercecer.
9.
Apabila panen dilakukan di lahan yang terlalu banyak gulma (tanaman
pengganggu), bagian mesin yang bergerak akan mudah macet karea kotoran gulma.
Untuk kondisi seperti ini harus lebih rajin untuk membersihkan mesin dari
gangguan gulma. Usahakan agar mesin tetap hidup dan jaga jangan sampai mati
atau mogok saat mesin bekerja di lahan yang penuh gulma.
10. Apabila
disaat proses operasi panen reaper sedang berlangsung dan tiba-tiba terjadi
gangguan mesin tidak mau bekerja. Periksalah bagian-bagian berikut :
(A). Apakah gerak pisau terhalang
oleh batu, kayu atau benda asing?
(B). Apakah bagian pelempar batang
padi tersumbat?
(C). Apakah rantai macet atau
terlilit oleh jerami?
(D). Apakah pin pengaman putus?
Saat melakukan pemeriksaaan, enjin
harus dalam keadaan mati.
11.
Setelah proses panen reaper telah selesai (usai), lakukan kegiatan
berikut ini :
(1). Bersihkan seluruh bagian mesin
(2). Berikan pelumas dan tambahkan
oli untuk bagian- bagian komponen yang memerlukan dilumasi
(3). Periksa kembali adakah
bagian-bagian atau baut mur yang kendor dan segera kencangkan kembali bila
kedapatan kendor
(4). Periksa kembali komponen
yang mudah aus (sabuk puli, rantai, lager (bearing). Bila diperlukan ganti dengan
suku cadang yang baru.
(5). Lakukan perawatan harian
(perawatan berkala) untuk enjin sesuai dengan petunjuk operasionalnya.
(6). Apabila telah bersih, bawa
pulang mesin reaper untuk disimpan
(7). Menyimpan mesin dalam keadaan
kotor akan menjadikannya sebagai sarang hama
12. Kondisi
mesin reaper saat akan disimpan cukup lama :
(1). Semua handel kopling harus
dilepas
(2). Gigi vresneling harus diposisi
netral
(3). Posisi chuck klep enjin bensin
bensin harus tertutup
(4). Kosongkan tangki bahan bakar
(5). Taruh mesin ditempat bersih dan
kering
(6). Selimuti dengan kanvas penutup
dan jangan menaruh sesuatu barang diatasnya
(7). Ganjal poros roda, agar roda
ban karet tidak memperoleh beban berat cukup lama, sehingga ban
karet menjadi awet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar